Lomba 17-an dan Kenangan yang Tak Pernah Hilang

AdaKami.id – Setiap bulan Agustus, masyarakat Indonesia disatukan oleh euforia perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Bendera merah putih mulai bermunculan di sepanjang jalan dan menghiasi pagar-pagar rumah. Tak hanya itu, beberapa warga terlihat semangat memeriahkannya dengan kegiatan dan acara yang direncanakan khusus untuk merayakannya, seperti menggelar lomba-lomba khas 17-an. Biasanya, anak-anak hingga orang dewasa terlihat antusias berpartisipasi. TemanKami, apakah kamu pernah mengalaminya?

Bagi sebagian orang, perayaan 17‑an bukan sekadar seremoni ulang tahun negara. Perayaan ini seperti membuka album kenangan yang tiap tahunnya terus diperbarui dengan memori baru. Setiap lembar terdapat kisah yang berbeda dan dirayakan dengan suasana hangat penuh keceriaan. Namun, sebagian orang yang lain merasa kehilangan momen ini karena bertambahnya usia dan kesibukan sehari-hari sehingga mengikuti dan mengadakan perayaan 17-an terasa sulit dilaksanakan. Berikut empat nostalgia lomba 17-an yang mungkin pernah kamu alami. Yuk, simak dan cek, TemanKami! 

1. Lomba Makan kerupuk

Lomba makan kerupuk hampir selalu muncul dalam perayaan 17-an. Kerupuk yang digantung dan peserta yang harus menahan diri untuk tidak menggunakan tangan saat makan membuat perlombaan ini terlihat menantang. Namun sebenarnya, tantangannya bukan hanya soal menggapai kerupuk, tetapi leher yang mungkin terasa pegal dan tali penggantung yang digoyangkan oleh panitia. Bagi banyak orang, lomba ini adalah ikon lomba 17-an yang selalu ditunggu-tunggu, TemanKami. Selain keseruannya, lomba ini juga mudah diselenggarakan karena hanya bermodal kerupuk dan tali rafia. Lomba ini seolah memberikan gambaran bahwa bahagia itu sederhana dan kegiatan seru tidak harus bernilai mahal. Biasanya, peserta yang menang akan mendapatkan hadiah beraneka rupa, tetapi peserta yang kalah sudah pasti mendapatkan senang dan kenyang 😆.

2. Balap Karung

Selain lomba makan kerupuk, lomba balap karung juga hampir selalu muncul dalam perayaan 17-an.  Lomba ini sangat mengandalkan kekuatan otot kaki. Berada dalam karung goni yang sempit sambil harus mengejar garis akhir dengan cepat dan seimbang membuat lomba ini terlihat melelahkan. Kalau tidak seimbang, peserta bisa jatuh terguling-guling. Penuh energi, penuh kejutan, dan pastinya mengundang sorakan heboh dari penonton. Di balik keseruannya, balap karung seakan mengajarkan kita pada sportivitas dan semangat pantang menyerah, TemanKami. Anak-anak, remaja, sampai orang tua bisa ikut ambil bagian. Keikutsertaan semua usia itulah yang membuat lomba ini rapat tersimpan dalam memori, TemanKami. 

3. Lomba Kelereng

Lomba kelereng kelihatannya sederhana karena hanya membawa kelereng dari titik start ke titik finish menggunakan sendok yang digigit. Namun sebenarnya, lomba ini membutuhkan konsentrasi dan kesabaran penuh, lho! Tak sedikit peserta menahan nafas dan memperlambat langkah saat berjalan membawa kelereng. Karena satu goyangan kecil, bisa membuat kelereng terjatuh dan waktu menjadi terbuang karena harus mengulang jalan dari titik start. Meskipun begitu, lomba ini menjadi salah satu yang paling ditunggu oleh anak-anak. Karena kelereng adalah mainan yang ramai dimainkan anak zaman dulu, lomba ini terasa dekat dengan anak-anak. Nah, apakah TemanKami adalah salah satu anak yang suka ikut lomba kelereng? 

4. Panjat Pinang

Panjat pinang biasanya menjadi puncak dari seluruh rangkaian lomba 17-an. Dengan menggunakan pohon yang sudah dibersihkan dan dilumuri oli, permainan ini menjadi sangat menantang. Namun, dengan berbagai hadiah menarik yang menggantung di atasnya, permainan ini menjadi seru dan menarik untuk diikuti. Kunci utama lomba ini bukanlah kekuatan individu, melainkan kerja sama. Dalam satu kelompok, ada beberapa orang yang nanti akan jadi pijakan, ada yang jadi penyeimbang, dan ada yang harus memanjat sampai atas untuk mengambil hadiah. Semua berjuang demi satu tujuan yang sama, yaitu mencapai bagian paling atas dan mengambil semua hadiah yang telah digantung. 

Di antara semua lomba, mungkin ini menjadi lomba yang paling membutuhkan modal besar. Karena biasanya, hadiah yang digantungkan berupa alat elektronik, sepeda, dan peralatan rumah tangga. Namun, apabila TemanKami ingin menggantungkan hadiah yang lebih terjangkau, tentunya tidak akan mengubah esensi dari lomba ini. Karena sesungguhnya, semangat perjuangan dan gotong royong menjadi puncak dari lomba panjat pinang, apalagi jika ditambah dengan riuh suara penonton dan tepuk tangan meriah penyemangat peserta yang bersatu dalam atmosfer perlombaan ini.

TemanKami, momen kemerdekaan yang berkesan kadang kala datang dari tawa bersama dan gotong royong di lingkungan sendiri. Tak perlu perayaan mewah, lomba dengan peralatan sederhana, seperti lomba-lomba di atas, juga dapat membangun semangat perjuangan dan kebersamaan. Yuk, cek lingkungan sekitarmu! Apakah ada perlombaan seru yang bisa diikuti? Kalau tidak ada, tenang! Kamu juga bisa memanfaatkan libur 17-an dengan kegiatan yang bermanfaat, seperti decluttering bersama keluarga. Nah, sebelum melakukannya, simak tipsnya di sini ya! Dirgahayu Indonesiaku yang ke-80. Merdeka!