
AdaKami.id - Pernahkah TemanKami merasa lingkungan kerjamu toxic? Rasanya ingin resign, tapi masih butuh pendapatan bulanan tetap untuk melunasi segala tagihan. Kalau TemanKami pernah merasakan dilema seperti ini, tenang! Kamu tidak sendirian. Tahukah kamu? Lingkungan kerja yang sehat idealnya mendukung perkembangan karier sekaligus menjaga kesejahteraan mental karyawan. Namun, rasanya menemukan lingkungan kerja yang ideal seperti itu bukanlah hal yang mudah. Bisa jadi, TemanKami juga memperhatikan beberapa red flag di tempat kerja yang membuat kenyamanan kita di suatu lingkungan kerja dipertaruhkan. Sayangnya, meski merasa sudah tidak nyaman, sering kali ada kendala yang menghalangi kita membuat keputusan resign yang salah satunya kebutuhan finansial.
Nah, bagi TemanKami yang merasakan ketidaknyamanan dan keraguan untuk bertahan di suatu perusahaan, kamu bisa coba melihat apakah tempat kerja kamu memiliki red flag berikut.
Apabila TemanKami merasa pekerjaanmu terus bertambah tanpa kejelasan, jam kerja tidak wajar, dan tidak ada kompensasi yang sepadan, artinya kamu mendapatkan tanda-tanda red flag di tempat kerja. Hal ini bisa menjadi tanda adanya ketidakseimbangan. Ketika kamu memutuskan bertahan dalam jangka panjang di tempat tersebut, tentunya hal ini bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mentalmu, TemanKami.
Kebanyakan orang yang sudah menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik, umumnya akan merasa dihargai ketika menerima apresiasi. Baik dalam bentuk ucapan, kesempatan berkembang, atau kompensasi. Apabila pekerjaanmu tidak dianggap atau tidak diperhatikan setelah bekerja keras, hal ini bisa jadi menurunkan motivasi kerjamu, TemanKami. Ketika motivasi kerja menurun, hal ini juga bisa mempengaruhi performa pekerjaanmu. Dengan begitu, kurangnya apresiasi dan penghargaan bisa kamu masukan dalam kategori red flag ketika berdampak buruk pada motivasi kerjamu.
Kadang kala, bergosip menjadi kegiatan yang mampu melepaskan penat di tengah pekerjaan yang padat. Namun, saat lingkungan kerjamu mulai dipenuhi gosip yang mengganggu aktivitas kerja, apalagi ditambah dengan adanya konflik yang timbul, hal ini tentu bisa menciptakan lingkungan kerja yang toxic. Akibatnya, komunikasi antar-rekan kerja menjadi tidak sehat, tidak transparan, dan akhirnya menimbulkan drama internal. Apabila hal ini sudah terjadi, red flag besar sudah berkibar di depan mata.
Idealnya, pekerjaan bisa memberikan ruang untuk belajar dan berkembang. Namun, terkadang masih ada beberapa tempat kerja yang lingkungannya kurang mendukung perkembangan pekerjanya. Misalnya, pada saat seorang pekerja melakukan kesalahan, terdapat atasan yang hanya fokus pada kesalahan tersebut tanpa memberikan arahan atau bimbingan. Selain itu, adapula atasan yang tidak memberikan tantangan dalam pekerjaan untuk membuat pekerjanya meningkatkan kemampuan. Apabila TemanKami merasakan hal ini, maka masa depan kariermu bisa jadi terhambat. Untuk itu, sebagai pekerja, kamu juga perlu peka terhadap hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan karier dan kemampuanmu secara personal.
Red flag yang paling berat untuk dihadapi adalah kurangnya transparansi finansial perusahaan. Hal ini bisa TemanKami kenali dari beberapa kejadian, seperti pengiriman gaji yang terlambat, kurangnya transparansi informasi tunjangan, atau seringnya PHK yang dilakukan secara mendadak. Apabila kamu berada dalam situasi ini, jangan diabaikan, ya, TemanKami! Hal ini akan berhubungan langsung dengan keamanan finansialmu, lho, baik di masa sekarang dan masa mendatang.
Ketika TemanKami mengalami beberapa atau mungkin semua red flag di atas, tidak ada salahnya, jika kamu memutuskan resign. Resign memang bukan keputusan mudah, apalagi jika kondisi keuangan belum stabil. Nah, untuk menghadapi ketidakstabilan kondisi keuangan setelah resign, berikut beberapa tips yang telah kami rangkum untuk kamu!
Dalam mempersiapkan dana darurat, dilansir dari situs Kementerian Keuangan (2024), idealnya, TemanKami sebaiknya memiliki sebesar 3–6 kali pengeluaran bulanan. Apabila hal ini belum tercapai, cobalah fokus menabung sebelum resign supaya kondisi finansialmu lebih aman, ya, TemanKami!
Hal kedua yang bisa kamu atur adalah prioritas pengeluaran. Kamu perlu mengatur ulang prioritas pengeluaran kamu sejak saat memutuskan resign, TemanKami. Mulailah kurangi pengeluaran yang tidak penting, seperti nongkrong berlebihan, belanja impulsif, atau subscribe hal-hal atau aplikasi yang jarang dipakai. Cobalah fokus pada kebutuhan pokok, ya!
Apabila TemanKami belum menemukan pekerjaan baru dengan pendapatan yang lebih tinggi, kamu bisa mulai membuka peluang untuk penghasilan tambahan. Bisa dimulai dengan melamar posisi freelance, jualan online, atau mendaftar part time. Dengan begitu, kamu akan memiliki cadangan pemasukan ketika kamu sudah resign.
Ketika TemanKami sedang berusaha melunasi cicilan, cobalah mengajukan restrukturisasi atau negosiasi tenor agar beban bulanan lebih ringan. Hal ini bisa membantu keuanganmu lebih longgar setelah resign dari pekerjaan. Tentu, kamu juga perlu merencanakan pekerjaan cadangan atau pekerjaan pengganti supaya kembali bisa memiliki pendapatan yang stabil untuk melunasi kewajiban ini.
Pada saat kamu merencanakan resign dan menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan lain dalam waktu yang bersamaan, cobalah mempertimbangkan benefit dan budaya perusahaan tersebut. Jangan sampai kamu memasuki terowongan gelap lainnya tanpa mengetahui titik terangnya. Red flag di tempat kerja memang menjadi tanda kamu harus segera pergi dari sana. Namun, cobalah tetap menjaga citramu dengan menahan resign secara mendadak. Tentukan target waktu, misalnya 3–6 bulan lagi, sambil mempersiapkan dana cadangan dan mencari peluang baru.
Mengenali red flag di tempat kerja yang baru akan sangat bermanfaat agar kamu tahu kapan harus bertahan dan kapan harus mengambil langkah baru. Dengan begitu, keputusan resign bisa terlaksana dengan lebih tenang tanpa tekanan finansial.
Ingatlah, semua tenaga kerja dapat digantikan dengan tenaga kerja lainnya atau bahkan mesin. Oleh karena itu, kamu perlu mementingkan masa depan karier dan kesejahteraanmu yang tidak hanya ditentukan oleh perusahaan, tetapi juga perencanaan pribadi yang matang. Bagi TemanKami yang ingin mengetahui tips mengatur keuangan lebih dalam, kamu bisa cek artikel AdaKami lainnya di sini , ya!